banner 728x250 banner 728x250
Daerah  

Tongat Sitepu : Makna Hakikat Qurban Idul Adha Untuk Saling Berbagi Sesama Manusia

PIRNAS.COM | MEDAN UTARA – Seluruh umat Islam di dunia melaksanakan Sholat Idul Adha serta melaksanakan pemotongan hewan qurban, namun makna Idul Adha dan hakikat qurban itu sendiri sangatlah luas, karena mencerminkan hubungan secara vertikal kepada Allah SWT (Habluminallah) dan hubungan secara horizontal sesama manusia (Habluminannas). Hal itu dikatakan Tokoh Pemuda Marelan, Tongat Sitepu pada Awak Media Pirnas melalui pesan WhatsApp, Sabtu (01/08/2020).

Disinggung terkait makna Idul Adha dan hakikat qurban, Tongat Sitepu mengaku hanya menyebut dua hal dalam hidup dan menjalani kehidupan.

Baca Berita Lainnya :

Keyword dan Negara dengan CPC Tertinggi 2022-2023 Cara Buat Website Dengan Mudah Untuk Pemula

“Saya ini fakir ilmu, karena yang ada pada saya saat ini, apakah itu harta dan jabatan bukan punya saya, semua kepunyaan Allah SWT, kalau terkait makna Idul Adha dan hakikat qurban saya cuma ingat Habluminallah dan Habluminannas”, ucap pengusaha muda sukses itu yang saat ini sedang berada dikampung halamannya Kota Brastagi Kabupaten Tanah Karo, mengisi waktu libur panjang hari raya Idul Adha.

Lebih lanjut Tongat Sitepu mengatakan, bahwa berqurban dalam ibadah Idul Adha itu meniscayakan spirit berkorban dalam hidup dan melakukan kebaikan. Dalam beragama serta kehidupan berbangsa dan bernegara juga memerlukan pengorbanan lahir dan batin sebagai wujud dari ketulusan, pengabdian, dan ibadah semata karena Allah demi meraih ridha dan karunianya. Dalam kehidupan di dunia tiada manusia bekerja dan meraih keberhasilan tanpa pengorbanan.

“Sebagaimana ujian Allah SWT kepada Nabi Ibrahim, hikmah dari segala peristiwa qurban tidak lain tidak bukan adalah untuk memperoleh ridha Allah”, ujar Tongat.

Secara lahiriah setiap yang berkorban menyembelih hewan qurban dan membagikannya kepada sesama, tetapi sejatinya yang bersangkutan berqurban kepada Allah dengan berani mengorbankan sesuatu yang dimilikinya untuk sesuatu yang lebih utama, yakni semakin mendekatkan diri kepada Allah sekaligus berbuat kebajikan yang luhur atau ihsan kepada sesama.

“Berkurban juga memiliki hakikat menyembelih sifat-sifat binatang/hewani yang ada di diri manusia, sifat-sifat yang tidak taat aturan, buas, rakus, tamak, zolim, intoleransi, kita kadang tak pernah merasa puas, jarang bersyukur atas begitu banyak nikmat, padahal hidup ini hanya sesaat. Ujung kehidupan adalah akhirat, alam dimana semua perbuatan dan perkataan dipertanggung jawabkan”, terang pengusaha muda itu.

Yang menciptakan perbedaan itu Allah SWT, agar kita semua memikirkan, memahami, mengambil pelajaran, bersyukur, mendapat petunjuk. Jadikan momentum Idul Adha dan qurban ini sebagai ikhtiar ibadah kita mendekatkan diri kepada sang Khalik, teruslah berbuat kebaikan dengan keikhlasan karena kombinasi keduanya Insya Allah bernilai ibadah.

“Ikhlas dengan menerima pembelajaran hidup dari pendemi Covid-19 sebagai sebuah pengorbanan, sehingga kita terus mawas diri, kemampuan beradaptasi dengan segala situasi menuju kemandirian di berbagai sisi sebagaimana yang dicita-citakan para pendiri bangsa dan pemerintah saat ini”, tutup Tongat Sitepu.

(Zainal Abidin)