banner 728x250 banner 728x250
Daerah  

MASJID BERSEJARAH DI MEDAN UTARA, WARISAN KESULTANAN DELI

PIRNAS.COM & PIRNAS.ORG | MEDAN UTARA – Tidak banyak masjid berdampingan dengan kuburan, apalagi meletakkan kuburan di bagian depan. Saat awak media ini berkunjung sekaligus melaksanakan sholat jum’at di Masjid Raya Al Osmani, Jalan Yos Sudarso / Jalan Medan Belawan Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan pada Jum’at (13-12-2019) sekitar jam 11.30 Wib. Terlihat disisi depan Masjid terdapat kuburan dengan dilingkari beton yang menonjol menjadi spesial dan diletakkan di muka karena merupakan kuburan para Sultan Deli.

Masjid Al Osmani menjadi mesjid dengan sejarah yang lekat dengan kesultanan, dan dipilih menjadi tempat peristirahatan terakhir (makam) lima sultan beserta keturunannya.
Didalam komplek masjid terdapat lima makam Raja Kesultanan Deli yang dikuburkan.
Yakni Tuanku Panglima Pasutan (Raja Deli ke 4), Tuanku Panglima Gandar Wahid (Raja Deli ke 5), Sultan Amaluddin Perkasa Alam (Raja Deli ke 6), Sultan Osman Perkasa Alam (Raja Deli ke 7) dan Sultan Mahmud Perkasa Alam (Raja Deli ke 8).

Baca Berita Lainnya :

Keyword dan Negara dengan CPC Tertinggi 2022-2023 Cara Buat Website Dengan Mudah Untuk Pemula

Setelah selesai sholat jum’at, awak media ini lalu menemui Badan Kenaziran Masjid sambil berbincang menanyakan akan sejarah masjid tersebut. Drs.H.Ahmad Fahroni, Ketua BKM Masjid Raya Al Osmani, menuturkan biasanya saat jelang Ramadan nanti banyak keturunan sultan dan warga melayu dari Medan yang datang berziarah.

“Selain kuburan sultan dan keturunannya, kuburan panglima besar dan ulama besar di zaman kesultanan juga dikuburkan di bagian muka mesjid. Sedangkan area kanan dan kiri hingga belakang masjid merupakan kuburan umat muslim sekitar,” katanya.

Fahroni juga menceritakan, awalnya tidak ada yang mengetahui pasti letak kuburan sultan tersebut karena tidak ada tanda. Hingga kemudian, ada keturunan sultan yang mendapat mimpi ditunjukkan sultan letak kuburannya, barulah kuburan tersebut dipagari dan ditandai dengan nama tulisan Arab.

“Awalnya hanya kuburan Sultan Osman Perkasa Alam, dan Sulthan Mahmud Perkasa Alam yang ada di sini. Sedangkan kuburan Tuanku Panglima Pasutan (Raja Deli 4), Tuanku Panglima Gandar Wahid (Raja Deli 5), Sultan Amaluddin Perkasa Alam (Raja Deli 6) dipindahkan pada 1999 karena pelebaran Sungai Deli, sebelumnya dikubur di Kuburan Kampung Alai, Medan Labuhan,” katanya.

Sementara itu, Abdul Sholeh peziarah asal Labuhan menuturkan sering ziarah setelah selesai sholat jum’at di makam sultan yang berada si sekitar Masjid Raya Al Osmani.

“Setiap saya sholat jum’ at disini selalu saya ziarah sebagai bentuk kecintaan saja kepada sejarah dan masa-masa beliau di saat pemerintahan Kerajaan Deli. Saya sangat suka sejarah, mesjid ini banyak menyimpan sejarah karena menjadi peninggalan tertua dari Kesultanan ke 7 dan ke 8,” pungkasnya.

Reporter : Zainal Abidin.