Masuk Angin Atau Covid-19?

PIRNAS.COM | Saat ini masyarakat Indonesia dihantui dengan virus yang amat menakutkan, bukan hanya rakyat Indonesia saja, namun seluruh masayarakat Dunia. Virus yang tak kasat mata namun dapat mematikan dunia. Sungguh luar biasa bukan? Namun jangan sampai rasa takut kita menjadi pengabul virus itu tiba, kenapa? Sebab saat sekarang ini banyak sekali masyarakat yang takut saat sedang sakit, takut terkena virus covid- 19 ini sendiri. Sehingga tidak mempunyai keberanian untuk berobat ke puskesmas ataupun rumah sakit.

Selain itu saat ini cuaca di Negara kita sendiri sedang ekstrim, terkadang panas, terkadang hujan secara tiba-tiba sehingga membuat daya tahan tubuh kita menjadi rentan dan dapat menimbulkan penyakit. Biasanya saat cuaca sedang ekstrim begini kita sering merasa tidak enak badan bahkan gampang terserang penyakit masuk angin, nah gejala masuk angin ini sendiri hampir sama dengan gejala virus yang sangat ditakuti masyarakat sekarang ini yaitu covid-19. Nah disini akan dibahas mengenai gejala apa saja yang dialami oleh penderita covid-19 dan gejala masuk angin, agar masyarakat tidak merasa takut saat sedang merasa tidak enak badan. Karna gejala kedua penyakit mempunyai ciri yang hampir sama, namun terdapat juga perbedannya.

Gejala masuk angin seperti perut kembung, muntah dan mual, bersin dengan berair, batuk, flu, diare, sesak napas, dan sakit tenggorokan. Sedangkan gejalan Covid-19 seperti deman, batuk tidak berdahak, flu tidak berair, sesak napas, sakit tenggorokan, dan gejala tersebut muncul selama 14 hari sejak terinfeksi.

Jadi, karena banyaknya kesamaan gejala virus dari kedua penyakit ini, menyebabkan banyak orang menjadi keliru, sehingga ketika kita masuk angin, atau merasa sudah tidak enak badan kita jangan langsung takut, justru kita harus segera mencegah agar sakit nya tidak menjadi berkepanjangan.

Namun masuk angin bisa berubah menjadi Covid-19. Kenapa bisa? Karena saat seseorang mengalami masuk angin, imunitas atau daya tahan tubuhnya akan menjadi lemah, sehingga mudah terinfeksi oleh virus, maka dari itu bagi si penderita masuk angin dianjurkan untuk beristirahat selama 14 hari di rumah  dan dianjurkan untuk meminum obat dan juga dianjurkan mengkonsumsi makanan yang bernutrisi tinggi serta memakan buah-buahan yang dapat meningkatkan daya imunitas si penderita masuk angin, agar masuk angin tak berujung menjadi Covid-19.

Dari berbagai gejala masuk angin atau pun Covid-19, selain itu kita juga tidak boleh menyepelekan penyakit masuk angin  atau pun Covid-19 ini, karena kedua penyakit dapat membuat si penderita menjadi tak berdaya bahkan berujung pada kematian, karena keluhan masuk angin bisa saja merupakan tanda dari berbagai macam penyakit, yaitu:

1. Infeksi Saluran Pernafasan Atas

Infeksi saluran napas atas ( hidung dan tenggorokan) merupakan penyakit yang paling sering dijumpai dengan gejala demam naik turun, pilek beringus dan batuk berdahak  penyebabnya bisa virus atau bakteri, namun pada si penderita covid-19.saat mengalami infeksi saluran pernapasan demam semakin hari akan semakin tinggi, dan pilek namun tidak beringus serta batuk tidak berdahak. Covid-19 juga disebabkan oleh virus dan bakteri.

Namun  pada si penderita masuk angin apabila sudah menyerang saluran pernapasan bawah (trakea dan saluran udara dalam paru-paru) gejalanya akan lebih berat dan bisa menimbulkan komplikasi yang berbahaya, begitu juga dengan covid-19, apabila sudah menyerang hingga ke paru-paru membuat si penderita akan susah berbapasa sehingga bisa menimbulkan kematian tanpa komplikasi.

2. Gangguan Pencernaan

Gangguan pencernaan pada penderita masuk angin biasanya menimbulkan berbagai gejala seperti, mual dan muntah pada saat muntah apa yang dikonsumsi sebelum muntah akan keluar baik berupa makan, ataupun minuman yang sebelumnya sudah dikonsumsi, selain perut akan menjadi kembung, diare, sembelit dan merasa perih dibagian uluh hati, sedangkan pada penderita gejala covid-19, saat merasa mual dan muntah penderita tidak mengeluarkan apa yang dikonsumsi sebelum muntah, emlainkan yang keluar dari dalam mulut adalah berupa lendir berwarna putih ataupun kuning.

Penyebab dari gangguan pencernaan bermacam-macam seperti keracunan makanan, infeksi virus maupun bakteri, alergi dan stres.

3. Demam Berdarah Dan Malaria

Kedua penyakit ini merupakan penyakit infeksi yang sering sekali terjadi di negara tropis, demam berdarah dan malira ini sendiri bisa menyebabkan gejala demam, nyeri sendi, pegal-pegal, menggigil, dan lemas. Jika tidak ditangani secara cepat akan menimbulkan komplikasi serius.

Namun pada si penderita covid- 19 sendiri tidak merasakan nyeri sendi dan pegal-pegal, ataupun menggigil, si penderita hanya akan merasakan gejala demam yang semakin hari semakin naik dan merasa tubuh semakin lemas.

4. Penyakit Jantung

Penyakit jantung bisa terjadi ketika otot jantung tidak mendapatkan pasokan darah dan oksigen yang cukup, ini terjadi karena adanya sumbatan atau penyempitan pada pembuluh darah jantung dimana kondisi ini menimbulkan nyeri pada bagian dada dan ini disebabkan oleh masuk angin, dan ini sering disebut angin duduk yang bisa berupa nyeri dada yang menjalar ke bagian uluh hati, leher atau punggung, lemas, sesak napas, hingga pingsan.

Sedangkan pada si penderita covid-19, memang merasakan sesak napas, dan lemas namun tidak membuat si penderita menjadi pingsan, melainkan dapat membuat si penderita covid-19 akan meninggalkan sebab jantung nya mengalami kesulitan bernapas.

Nah ketika kita sudah mengetahui tentang gejala penyakit masuk angin atau pun covid-19, maka kita pasti perlu mengetahui cara untuk mencegah masuknya virus ataupun bakteri yang dapat menyebabkan kedua penyakit ini timbul, adapun langkah atau cara untuk mencegah masuknya virus dan bakteri kedalam tubuh adalah sebagai berikut:

1. Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi yang mengandung protein, omega-3, dan antioksidan, seperti vitamin C, flavonoid, dan Vitamin A.

2. Berolahraga secara rutin, olahraga yang dilakukan tidak perlu olahraga berat, lakukan olahraga yang ringan saja agar tidak membuat badan menjadi lelah, seperti berlari kecil, menggerakkan tangan, kaki dan badan, berenang, yoga, senam, dan olahraga lainnya. Tidak perlu berlama-lama dalam berolah raga karena dapat membuat tubuh menjadi lelah, cukup 15 menit saja.

3. Beristirahat dan tidur yang cukup, Karena saat seseorang bergadang membuat tubuh menjadi kekurangan waktu tidur sehingga kondisi ini membuat seseorang menjadi mudah lelah maka daya imunitas tubuh akan menjadi lemah dan membuat bakteri ataupun virus mudah masuk ke dalam tubuh. Waktu tidur yang normal untuk tubuh adalah 8 jam. Maka usahakan waktu istirahat anda cukup.

4. Membiasakan diri mencuci tangan, Biasakan diri untuk mencuci tangan, mencuci tangan ini sendiri perlu juga kita ketahui kapan dan bagaimana cara mencuci tangan yang benar agar virus dan bakteri tidak mudah masuk ke dalam tubuh.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) saat yang tepat mencuci tangan adalah saat sebelum dan sesudah menyiapkan makanan, sebelum dan setelah selesai makanan, sebelum dan setelah mengasuh orang yang sedang sakit, setelah buang air, setelah batuk dan bersin, setelah menyentuh sampah, setelah beraktivitas mengetik, menyentuh uang, hewan dan berkebun. Dan cara mencuci tangan yang benar adalah pertama sekali Basahi seluruh tangan dengan air bersih yang mengalir, lalu yang kedua, Ambil dan gosok sabun ke daerah telapak, punggung tangan, dan sela-sela jari, yang ketiga, Bersihkan bagian bawah kuku.

Keempat, Bilas dengan air yang bersih dan mengalir, dan yang kelima, Keringkan tangan dengan handuk atau tisu atau dengan cara diangin-anginkan. Nah mencuci tangan ini sendiri sangat baik dilakukan dalam waktu 20 detik, sehingga mampu membuat sabun bekerja secara optimal dalam memadamkan virus yang ada di tangan kita.

Nah tidak sulit bukan? Dengan melakukan hal mudah ini anda sudah mampu meredamkan penyebaran vrius yang mematikan atau pun virus infeksi lainnya. Dan hal ini juga bisa mencegah virus untuk diri sendiri, untuk orang sekitar, bahkan komunitas seperti keluarga dan tempat kerja, lakukan hal kecil yang mampu bermakna besar.

Untuk mengobati masuk angin sendiri perlu diketahui terlebih dahulu penyebabnya, meski pada umumnya masuk angin bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan, namun jika gejala dirasakan bertambah berat dan menetap, serta anda telah melakukan berbagai pencegahan dan pengobatan masuk angin namun tidak menunjukkan perubahan pada masuk angin yang anda alami, maka anda lebih baik segera memeriksakan diri ke dokter atau puskesmas, agar masuk angin yang anda alami tidak berubah menjadi Covid-19.

(Putri Oktaviani, Mahasiswi FKM UINSU)