banner 728x250 banner 728x250
Daerah  

Ucok Tongku :  Saya Mandor, Bukan Preman

Labuhanbatu, pirnas.com & pirnas.org | Mandor angkutan tanah pengerjaan jalur Kereta Api (KA) Rantauprapat Kota Pinang (RPK), Kabupaten Labuhanbatu, Tengku Nazaruddi angkat bicara dan  membantah terkait viral nya video dirinya yang dituding mengintimidasi terhadap oknum jurnalis yang meliput di areal pembangunan proyek strategis nasional pada hari Minggu (17/11/2019) kemarin.

Kepada wartawan di Rantauprapat, Kamis (21/11/2019) Tengku Nazarudin menjelaskan, bahwa pada Minggu (17/11/2019) kemarin dia melihat sejumlah oknum melakukan pengukuran badan jalur rel kereta. Merasa curiga, dia menemui dan mempertanyakan kepentingan oknum tersebut.

Baca Berita Lainnya :

Keyword dan Negara dengan CPC Tertinggi 2022-2023 Cara Buat Website Dengan Mudah Untuk Pemula

Salah seorang yang ditemuinya belakangan diketahui bernama Joni Sianipar. Saat ditanya oleh Nazaruddin, Joni Sianipar mengaku dia warga sekitar dan berniat hendak melihat-lihat. Namun, tindakan sejumlah oknum yang sebahagiannya merupakan dosen di salah satu universitas swasta Labuhanbatu, semakin mencurigakan.

“Awalnya saya tanya, katanya mau melihat-lihat dan belajar, tapi beberapa oknum membawa meteran dan mengukuri. Saya curiga. Karena ditugaskan mengawasi pekerjaan termasuk alat berat lainnya, saya khawatir hal-hal lain terjadi,” sebutnya.

Belakangan, dia diberitahukan telah terbit pemberitaan tentang dirinya yang dituding sebagai preman dan menghalangi tugas seorang jurnalis dari media online bernama Joni Sianipar. “Saya sendiri bingung, apakah Joni Sianipar dikatakan wartawan itu, yang datang mengaku warga kemarin,” tanyanya.

Selain itu, Tengku juga mendengar cerita dari atasannya bahwa Joni Sianipar beberapa kali bertemu dengan atasannya. Bahkan dia sering meminta uang pada atasannya.

“Saat itu saya sebagai pekerja, ditugaskan sebagai mandor truk dan diberi kewenangan melakukan tugas kelancaran proyek nasional. Tudingan preman yang berdampak luas itu, akan saya pelajari. Karena, tidak pernah saya melarang wartawan untuk meliput disini,” tegas Tengku Nazaruddin.

Untuk itu, dirinya berharap masyarakat mampu menilai kebenaran suatu peristiwa dengan mempertimbangkan sumber lain. Sedangkan tudingan preman terhadapnya akan di koordinasikan kepada penasihat hukum mereka apakah dalam pemberitaan itu terhadap pelanggaran UU Pers.

Sementara itu Andi Khoirul  Harahap salah satu pengusaha pemilik Kuari di Konfirmasi wartawan membenarkan kalau Joni Sianipar pernah meminta uang kepadanya.

“Ia benar bahwasnya beliau pernah meminta uang kepada saya, ya karena saya merupakan Ketua LSM saya anggap bersahabat,”Bilang Andi.

Ditambahkannya, kalau ingin bersahabat padanya, dirinya selalu membuka diri , Namun bukan melakukan Mop sana mop sini.

“Saya juga orang LSM tidak pernah saya menutup diri untuk membantu teman sefropesi saya. Tapi kalau cari-cari masalah hingga ujung-ujungnya uang aku rasa seperti tidak beretika, Kuari saya punya izin lengkap, tanah jelas-jelas sudah dilakukan uji lep, salahnya dimana. Kalau bersahabat ayok, tapi kalau carik gara gara silahkan,” jelas Andi.

Sementara itu Joni Sianipar di Konfirmasi melalui telepon, mengatakan awal datangnya ia bersama rekannya sebanyak 9 orang ditanyak oleh yang dikatakan preman itu.

“Ditanyak dari mana, kujelaskan dari lingkungan suka damai. Apa salah kami disini kalau memang tidak salah kenapa harus usil. Yang Pastinya saya Wartawan, di hendphone saya kan ada logonya bidik kasus kenapa dia tidak lihat kemana matanya dibuatanya. Aku bilang dari Wartawan entah dengar atau tidak akupun tak tahu karena dia mengamuk-ngamuk, tapi yang pasti publik tahu aku ini Wartawan,”Cetus Joni.

Reporter : J. Sinaga