banner 728x250 banner 728x250

Komentar Seseorang Tunjukkan Kualitas Dirinya

PIRNAS.ORG & PIRNAS.COM | ARTIKEL – Sejak maraknya media sosial beberapa tahun terakhir ini membuat banyak orang makin aktif berkomunikasi. Intensitasnya meningkat drastis dan tidak mengenal waktu.

Setiap saat, kapan saja, di mana saja, dan dalam suasana apa saja, setiap ada kesempatan berpendapat di media sosial, ada yang aktif melakukannya. Salah satu yang menjadi sasarannya adalah Grup WA.

Baca Berita Lainnya :

Keyword dan Negara dengan CPC Tertinggi 2022-2023 Cara Buat Website Dengan Mudah Untuk Pemula

Komentar yang disampaikan tentang satu topik beragam. Sadar atau tidak, pendapat yang dilontarkan itu menunjukkan kualitas seseorang. Suka atau tidak orang lain akan memberikan penilaian pada pendapat yang diutarakannya meski sifatnya subyektif sekali.

Ada orang yang sebelum menulis komentarnya lebih dulu memikirkannya secara mendalam dan matang. Membayangkan reaksi orang orang yang akan membaca pendapatnya dan umpan balik (feedback) yang akan disampaikan pada dirinya.

 

Berkomentar dengan Santun dan Beretika

Untuk itu sebelum berpendapat, sebaiknya lebih dulu menata hati dan pikirannya. Kemudian  tata bahasanya diatur agar enak dibaca dan tidak menyakiti perasaan orang-orang yang membacanya.

Butuh waktu memang untuk melakukan itu. Namun buat mereka yang sudah terbiasa menyampaikan pendapatnya ke banyak orang, baik lisan maupun tulisan, dengan sistematis hal tersebut dapat dilakukan. Tidak ada masalah sama sekali, dalam pikirannya sudah ada bayangan yang akan ditulis, tinggal menuliskannya saja. Berkomentar dengan santun dan beretika.

Ada juga orang yang terbiasa spontan menulis komentarnya tanpa berpikir panjang dampak yang akan muncul dari tulisannya itu. Pokoknya yang ada di pikirannya ditulisnya. Kalau ada yang tidak berkenan dengan komentarnya tersebut, itu urusan belakang. Kira-kira begitu pemikirannya.

Jika akhirnya komentarnya menimbulkan polemik, orang yang berjiwa besar kalau memang merasa salah dengan penuh ketulusan dan penyesalan segera minta maaf. Dalam hatinya berjanji untuk ke depannya lebih hati-hati agar kejadian yang sama tidak terulang kembali.

Namun kalau tipikal orangnya tidak mau kalah, selalu merasa paling benar meski sudah jelas-jelas salah, dengan penuh semangat tetap mempertahankan pendapatnya. Bahkan untuk menutupi semua kekurangannya berusaha mencari-cari kesalahan orang lain. Padahal semakin ditutupi, membuat dirinya tambah negatif dalam pandangan orang banyak. Akhirnya akan merugikan diri-sendiri.

 

Terbaik Berpikir Dulu Baru Berkomentar

Selain itu ada yang hanya membatin saja. Komentarnya disimpan dalam hati. Isi hatinya yang tahu hanya dirinya dan TUHAN. Itu dilakukan karena tidak mau berpolemik agar tidak menyakiti orang lain.

Karena setiap komentar dibaca orang banyak, mulai dari hitungan jari hingga ratusan orang maka yang terbaik adalah berpikir dulu baru berkomentar. Lebih baik lagi kalau hanya mengomentari yang memang bidangnya atau materinya dikuasai.

Janganlah semua topik dikomentari karena akan menurunkan kualitas dirinya. Selektiflah berkomentar sebab banyak orang yang membacanya dan memberikan penilaian baik negatif maupun positif.

Meski tidak terucap, orang-orang yang selalu mengomentari setiap topik yang disampaikan di media sosial, nilainya akan rendah. Apalagi jika pendapatnya asal bunyi dan tidak ada isinya.

Mereka yang memahami tentang semua hal di atas biasanya selektif saat berkomentar. Hanya menyampaikan yang dia tahu saja. Jika tidak memahaminya, kalau dengan terpaksa harus berpendapat maka akan menyampaikan permohonan maaf karena tidak bisa memberikan banyak pandangan atau masukan.

Selain itu disarankan memberikan komentar dalam suasana hatinya tenang, tidak saat emosi atau perasaannya sedang tidak enak. Kenapa? Karena komentar yang disampaikan dan cara menyampaikannya serta penataan kalimatnya menunjukkan kondisi batin atau hati seseorang.

Semoga dari waktu ke waktu kualitas Komunikasinya semakin meningkat dan bermanfaat untuk orang banyak. Aamiin ya robbal aalamiin…

(Dasrul)