PILKADA LABURA DAN HARAPAN PEMIMPIN MASA DEPAN

PIRNAS.COM | ARTIKEL – LABURA – Tidak lebih dari satu semester lagi, kita akan dihadapkan dengan perhelatan publik, bisa dimana publik akan menentukan pimpinan mereka pada 5 (lima) tahun mendatang. Setidaknya ada 270 Pemilukada, dengan rincian 9 pemilihan Gubernur, 224 Pemilihan Bupati dan 37 Pemilihan Walikota akan dilaksanakan secara serentak pada Desember 2020.

Salah satu diantaranya adalah Pemilihan Kepada Daerah untuk Kabupaten Labuhanbatu Utara. Kabupaten yang memiliki sumber daya luar biasa besar, baik keragaman suku dan agama, begitu juga potensi sumber daya alam yang jika dikelola dengan baik mampu memberikan kesejahteraan bagi rakyat Labura khususnya. Semua masyarakat tentu menginginkan sosok pemimpin yang mampu membawa perubahan lebih baik dari sebelumnya.

Namun tentu semua memiliki indikator dan sudut pandang masing masing untuk melihat sosok calon pemimpin yang berpotensi membawa perubahan lebih baik dengan harapan baru. Apakah calon pemimpin benar- benar memiliki “nawaitu” (niat) berfikir dan berbuat semata mata untuk kepentingan rakyat. Atau hanya berfikir tentang dirinya, keluarganya dan hartanya.?

Kapten Infanteri Darno Menjadi Harapan Publik Atas Kepemimpinan Labura Yang Bersih, Berwibawa dan Berkarakter

Dilahirkan dari keluarga yang sederhana, Kapten Inf. Darno sejak kecil tidak memiliki cita-cita menjadi seorang Bupati. Bahkan sampai pengabdiannya dalam mempertahankan NKRI, tidak memiliki “nafsu” untuk menjadi pemimpin kepala daerah. Karena beliau sangat menyadari, bahwa selama ini yang menjadi pemimpin banyak didominasi oleh kelompok kekuasaan. Baik itu kelompok yang memiliki kekuasaan dibidang politik ataupun bidang ekonomi.

Namun seiring waktu, karakter nasionalisme yang beliau miliki dan pegang teguh untuk NKRI selama pengabdiannya terhadap Negara, ingin beliau abdikan sebagai bentuk nasionalisme terhadap tanah kelahirannya, Labura. Menjadi menarik bahwa Pilkada Labura hari ini tidak hanya berbicara dan “bertarung” soal ide gagasan, namun setidaknya ada hal yang menarik untuk dicermati.

Pertama, Pilkada Labura hari ini adalah momentum untuk membuktikan bahwa rakyat yang berasal dari keluarga sederhana juga memiliki hak secara konstitusional untuk menjadi pemimpin. Rakyat harus mampu membuktikan bahwa pemimpin tidak harus berangkat dari elit elit politik dan elit ekonomi. Artinya siapapun kita latar belakang Buruh, Petani kedepannya memiliki kesempatan untuk dapat mengabdikan diri menjadi seorang pemimpin.

Kedua, pemimpin yang berasal dari keluarga yang sederhana, akan lebih mampu memiliki sensitivitas atau kepekaan atas penderitaan yang dialami oleh publik. Sehingga pemimpin demikian lebih dominan memiliki rasa empaty (rasa keberpihakan atas apa yang dirasakan secara emosional).

Ketiga, Elit politik dan elit ekonomi yang sejak awal memiliki “syahwat” untuk berkuasa telah banyak membuktikan bahwa apa yang mereka lakukan semata mata lebih untuk kepentingan pribadinya, diantaranya banyak yang terjerat kasus hukum seperti korupsi. “Memperkaya diri sendiri atau orang lain” sebagaimana konstruksi hukum pidana korupsi, sebagai salah satu indikator pemimpin yang mementingkan diri sendiri, keluarga atau kroninya.

Kehadiran Kapten Inf. Darno sebagai “petarung sejati” akan memberikan harapan perubahan besar bagi rakyat Labura kedepan. Membawa semangat nasionalisme yang tinggi tanpa membeda bedakan antara suku agama dan ras, menunjukan bahwa kepentingan kesejahteraan rakyat lebih utama. Sosok yang Supel (mampu menyesuaikan diri), Egaliter, tidak membedakan antara rakyat dan pemimpin serta ramah dan merakyat telah menjadi bagian dalam diri Kapten Inf. Darno.

Mencintai sosok ibu bagian dari penghormatan tertinggi baginya, dan restu ibu adalah yang utama untuk beliau melangkah maju dalam Pilkada.

Selamat “bertarung” kamerad, kami tau niatmu tulus dan kami siap menjadi gerbong setiamu. Kedepan kami akan titipkan Labura dipundakmu kawan.

(SURIANI)