Home » Artikel » Antara Agama, Sains, Relasi, dan Metodologi

Antara Agama, Sains, Relasi, dan Metodologi

Pirnas.com 12 Agu 2020

PIRNAS.COM | Dalam tradisi keilmuan Barat, science mempunyai beberapa ciri atau sifat yang menyebabkan ia disebut sebagai ilmu, yaitu: kegiatan, tata cara, dan pengetahuan.  Pencirian  ilmu sebagai kegiatan, tata cara, dan pengetahuan, tidak saling bertentangan, bahkan merupakan kesatuan mantik yang mesti ada secara runtut.

Ilmu harus diusahakan dengan  kegiatan manusia, kegiatan harus dilaksanakan dengan tata cara tertentu dan akhirnya, kegiatan yang bertata cara itu menghasilkan pengetahuan teratur. Dengan demikian, ilmu secara nyata dan khas, merupakan serangkaian kegiatan  yang dilakukan  oleh para ilmuwan,  yang menggunakan pikiran, menyangkut pengertian dan  pemahaman, serta mempunyai tujuan-tujuan tertentu.

Pada umumnya, ilmu dikembangkan  oleh para ilmuwan untuk mencapai kebenaran mengenai sesuatu hal.  Dari kebenaran  itu ilmu memberikan  kepada manusia tentang alam semesta, dunia sekelilingnya,  masyarakat lingkungannya dan bahkan  dirinya sendiri. Berdasarkan pemahaman itu, ilmu dapat memberikan berbagai penjelasan tentang gejala alam, peristiwa kemasyarakatan, dan perilaku manusia. Penjelasan ini bisa menjadi landasan untuk peramalan yang selanjutnya bisa merupakan pangkal dari pengendalian terhadap alam  sekelilingnya. M

enurut Gie, akhirnya ilmu dapat diarahkan juga pada tujuan penerapan, yaitu melaksanakan berbagai pengetahuan yang telah diperoleh untuk menyelesaikan persoalan-persoalan   yang dihadapi manusia (Gie, 2003: 22).   Sedangkan pengetahuan, menurut The International Encyclopedia of Higher Education (1977), seperti yang dikutip Gie (2003: 23), adalah keseluruhan kenyataan, kebenaran, asas, dan keterangan yang diperoleh manusia.

Setiap pengetahuan memiliki sasaran, yaitu berbagai soal yang dipelajari dan dipaparkan. Menurut Gie, sasaran dari pengetahuan yang merupakan ilmu ada enam macam, yaitu: gagasan niskala, benda alami, jasad hidup,  gejala kejiwaan, peristiwa kemasyarakatan, dan tata alur tanda. Keenam sasaran ini perlu dilengkapi dengan pusat perhatian atau titik  fokus untuk menjadi sasaran yang sesungguhnya dari ilmu, yaitu sesuatu segi yang dijadikan titik pusat yang dikaji oleh masing-masing cabang ilmu khusus.  Masing-masing cabang pengetahuan berupaya memaparkan sasarannya dalam bentuk keterangan-keterangan, yang memuat pengetahuan teratur dalam bentuk empat macam, yaitu: pelukisan, petunjuk, pemaparan pola, dan penyusunan ulang kesejarahan.

Sains dan agama adalah dua entitas yang berbeda sebagai sumber pengetahuan dan  sumber  nilai bagi kehidupan manusia. Meskipun secara filosofis keduanya berbeda namun secara historis  pernah  dilakukan  upaya-upaya konsolidatif baik dalam  konteks kontraproduktif maupun dalam konteks mutualistik (Arifin, 2008: 173). Langkah konsolidatif  ini, disimpulkan dalam riset Zainul Arifin,  dilakukan supaya di antara keduanya tidak menjadi instrumen  dan media perseteruan dan sumber konflik bagi kehidupan manusia, namun sebaliknya,  keduanya semestinya menjadi  sumber inspirasi meningkatkan kearifan dan kesadaran dinamis diri manusia  dalam hubungannya dengan alam, secara makrokosmik, dan dengan sesama  manusia, secara mikrokosmik, serta dengan Tuhan, secara transendental.

Oleh sebab itu, agama   dan  sains perlu meniscayakan diri untuk  sama-sama mengabdi untuk kepentingan kesejahteraan dan kemakmuran manusia (2008: 174).

Sebagaimana agamawan, saintis memiliki  langkah kerja yang khas, dengan  menggunakan berbagai tata cara yang bersifat ilmiah dalam melakukan kegiatannya, dengan tata cara yang berpola atau keteraturan tertentu. Pola kerja ilmiah bisa saja berupa pelukisan, pengamanan,  penggolongan, pengukuran, penguraian, penyelidikan, percobaan, dan perbandingan. Tata cara ilmiah  terdiri dari serangkaian tata langkah yang tertib, yang pada umumnya berupa: penentuan masalah, perumusan patokan duga (hipotesis), pengumpulan bahan keterangan, penurunan kesimpulan, dan pengujian hasil.

Pelaksanaan pola-pola dari tata cara ilmiah biasanya memerlukan rincian lebih lanjut berupa aneka tata kerja seperti misalnya melakukan pemanasan atau pembekuan, wawancara,  dan mengerjakan perhitungan, dengan menggunakan alat-alat bantu  tertentu hingga terhimpunnya kumpulan-kumpulan pengetahuan yang teratur.  Metode ilmiah digunakan oleh para saintis dengan memiliki suatu cara tertentu dalam memperoleh pengetahuan tentang gejala alam. Metode ini mensyaratkan pengamatan sistematis atas gejala yang dipelajari dan mencatat pengamatan-pengamatan ini  sebagai bukti, atau data ilmiah. Para saintis berupaya mengaitkan data yang ada dengan cara yang koheren, bebas  dari kontradiksi internal.

Metode ilmiah digunakan untuk memroduksi teori ilmiah, setelah mengalami proses  pengujian dan pengamatan lebih lanjut, dan jika mungkin,   eksperiman tambahan, dan bahkan mampu memprediksi hasil-hasil eksperimen baru.  Sains dengan metode ilmiahnya, kendati demikian, jika diperbandingkan dengan metode yang dikandung agama,  maka ada sejumlah hal   yang bisa disimpulkan, yaitu: adanya kemiripan agama dan sains yang berisi tentang: pengalaman dan interpretasi, peran komunitas dan analogi dan model.

Hal kedua adalah menyangkut tentang partisipasi individu dan iman religius yang mencakup pembahasan partisipasi individu dan konsentrasi puncak, teologi biblikal dan teologi natural, interaksi Iman (komitmen) dan akal (penemuan) yang sama-sama tidak eksklusif, dan komitmen religius dan pertanyaan reflektif. Ketiga, adalah berkaitan dengan persoalan  wahyu dan keunikan yang menyangkut ketergantungan agama samawi terhadap peristiwa historis khususnya perbandingan tentang hubungan partikularitas dan universilitas menurut teolog, ilmuwan dan sejarawan.

Kesamaan metode antara sains dan agama paling tidak terdapat dalam tiga hal yaitu: dalam hubungan pengalaman dan interpretasi, Peran komunitas agama dan paradigmanya, dan dalam penggunaan analogi dan model.  Manusia terdiri atas dua unsur, yaitu jasmani dan rohani secara otomatis kedua unsur itu memiliki kebutuhan-kebutuhan tersendiri. Kebutuhan jasmani dipenuhi oleh sains dan teknologi, sedangkan kebutuhan rohani dipenuhi oleh agama dan moralitas

Pada akhirnya, mengenal dan memahami tipologi-tipologi relasional antara sains dan agama, sekaligus  meodologinya, seperti dikemukakan  di atas, termasuk  dari keragaman perspektif  dan latar  belakang  para penulis dan  pemikirnya, menurut Zaenal Abidin Bagir (2006:6),adalah  sangat bermanfaat untuk segera  menyadarkan  kita bahwa ternyata ada banyak pilihan  yang bisa dipertimbangkan  dan diambil  dalam melihat  hubungan  sains  dan  agama. Dengan demikian, setidaknya, kita  tidak bisa sebegitu mudahnya untuk langsung mengatakan bahwa, misalnya, keduanya  bertentangan atau, sebaliknya, selalu  harmonis hanya dengan menyebut beberapa contoh teori ilmiah atau  episodeepisode tertentu  dalam sejarah relasi antara sains dan  agama begitu saja.

Di luar itu semua, Bagir (2006:6) mengingatkan  dari sejumlah  tipologi-tipologi, khususnya ala Barbour dan Haught, sebagian besar masih terfokus pada satu wilayah saja dalam wacana sains dan agama, yakni fokus pada persoalan teologis, semisal masalah penciptaan,  dan fokus kepada ilmu-ilmu  alam  tertetu,  seperti teori evolusi dan kosmologi. Masih ada aspekaspek lain yang belum tersentuh apalagi tergarap serius, misalnya, persoalan etika dalam sains,  menurut Bagir, sama sekali belum tersentuh padahal agama menyediakan diri sebagai sumber etika yang terpenting dan  patut  dipertimbangkan. Contoh  lain, aspek epistomologi dari internal sains itu sendiri pun  belum tergarap maksimal.

Dengan demikian, kita bisa  memahami untuk mengekplorasi relasi sains  dan agama ternyata memiliki peluang untuk menghadirkan, bahkan membutuhkan satu sahabat lagi dari keduanya, yakni filsafat,  terutama untuk mengekplorasi aspek etika dan epistemologi sains dan agama.

Pada saat ini, kecenderungan sains sangat mempengaruhi agama, tetapi jarang sekali agama mempengaruhi sains. Ini berarti, ada masalah mendasar menyangkut sains secara umum. Sebagai suatu upaya kognitif lebih mendasar daripada persoalan pencarian implikasi metafisis yaitu bahwa secara metodologis, sains memiliki kerancuan fundamental yang bersumber pada metafisikanya sendiri sehingga hasilnya kerap tampak menyudutkan agama.

Sains tak dapat mengklaim universalitas dan objektivitas karena ia meski jarang diakui dilandaskan pada metafisika tertentu. Lebih jauh, metafisika inilah yang pada dasarnya kerap bertentangan dengan kebenaran-kebenaran yang diakui agama. Sebagai akibatnya, apa yang tampak sebagai konflik antara temuan-temuan empiris sains dan agama sesungguhnya bersumber pada metafisika ini.

Dengan demikian, kita mesti menyadari, baik kalangan ilmuan maupun agamawan bahwa, sains bukanlah alat untuk menjustifikasi kebenaran atau kesalahan agama, tetapi lebih sebagai alat bantu yang dipertimbangkan untuk dapat menafsirkan agama dengan benar, aktual, dan fugsional. Ini bukanlah usaha apologetis tetapi ijtihadis.

PENULIS : HILMAN AL-KINDI

Comments are not available at the moment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*

*

*

Berita Terkait
Yang Lagi Viral! Perlombaan Hias Dusun di Desa Sidodadi Perkebunan Teluk Panji, Labusel

A S

19 Agu 2024

Post Views: 384 Pirnas.com | Sidodadi Perk. Teluk Panji, Labusel – Perlombaan Hias Dusun yang digelar di Desa Sidodadi Perkebunan Teluk Panji berakhir dengan kemenangan gemilang bagi Dusun 3. Ajang ini berlangsung meriah dengan partisipasi aktif dari seluruh warga desa yang menampilkan kreativitas mereka dalam menghias dusun masing-masing. Kegiatan ini tidak hanya menghasilkan karya seni …

PKS Milano Sei Pinang di Kecamatan Torgamba Disorot LSM Terkait Polusi Udara

A S

16 Agu 2024

Post Views: 327 Pirnas.com | Labusel – Aktivitas pabrik kelapa sawit (PKS) seringkali menjadi sumber polusi udara yang harus segera diatasi untuk mencegah kerusakan lingkungan yang lebih parah. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Labuhanbatu Selatan sebagai instansi teknis diharapkan rutin memeriksa kualitas udara sesuai dengan batas yang diizinkan oleh Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan …

Kapolda Resmikan Rumah Doa ‘Wicaksana Laghawa’ Polres Tomohon

Harsusilawati

16 Jul 2024

Post Views: 218 PIRNAS.COM | MANADO, Humas Polda Sulut – Kapolda Sulut Irjen Pol Yudhiawan meresmikan Rumah Doa ‘Wicaksana Laghawa’ Polres Tomohon, Selasa (16/7/2024). Peresmian diawali dengan ibadah syukur yang dipimpin oleh Ketua Sinode GMIM Pdt. Hein Arina, dihadiri oleh sejumlah PJU Polda, Forkopimda Kota Tomohon, personel Polres Tomohon dan Bhayangkari. Kapolres Tomohon AKBP Lerry …

Ari Wibowo, SH. Akhirnya Menyelesaikan Studi S2-nya di Fakultas Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

A S

11 Jul 2024

Post Views: 363 Pirnas.com | Medan – Ditengah kesibukanya sebagai Ketua Fraksi Gerindra DPRD Provinsi Sumatera Utara, Ari Wibowo, SH akhirnya menyelesaikan studi S2-nya di Fakultas Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Dalam hal tersebut ujian tesis dilakukan via zoom di kantor fraksi partai Gerindra DPRD Provinsi Sumatera Utara. Ari Wibowo, SH dicecar banyak pertanyaan oleh …

Melahirkan Sosok Seperti Jendral Sutanto Yang Ia Lakukan Saat Ini Membutuhkan Pemimpin Seperti Dia AKBP Eko Hartanto Sik MH

Harsusilawati

25 Jun 2024

Post Views: 435 Pirnas.com | Medan – AKBP Eko Hartanto Sik.MH merupakan Sosok Seperti Jendral Sutanto Masih banyak anggota polri memiliki jiwa tegas dan dalam melaksanakan Tugasnya Sebagai Mantan Kasat Lantas Asahan Di Tahun 2000 ini Masi beliau Berpangkat AKP yang berdinas di polres kabupaten Asahan semua tindakan tindakan dan Rawat apa pun melalui Selesaikan …

Hikmah Puasa Hari Ke 7, Rahasia Dibalik Susah dan Senang

Pirnas.com

29 Mar 2023

Post Views: 364 Hikmah Puasa Hari Ke 7, Rahasia Dibalik Susah dan Senang Oleh : Dr. Supardi, SH., MH., Kepala Kejaksaan Tinggi Riau, Als. Rd Mahmud Sirnadirasa بِسْمِِ اللِِّٰ الرَّحْمٰنِِ الرَّحِيْمِِ وَالصَّلََةِ وَالسَّلََ مِ عَلَى محَمَّ دِ وَاٰلِهِِ مَعَِ التَّسْلِيْمِِ وَبِهِِ نَسْتَعِيْ نِ فِى تَحْصِيْلِِ الْعِنَايَةِِ الْعَآمَّةِِ وَالْهِدَايَةِِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَِ يَا رَبَِّ الْعَالَمِيْنَِ Bismillãhirrahmãnirrahîm Was …

Kategori Terpopuler